TUGAS
ASPEK
SOSIAL DALAM PERENCANAAN
PENGORGANISASIAN
DANPENGEMBANGAN MASYARAKAT (PPM)
DOSEN : LASTI
YOSSI HASTINI, ST
OLEH :
1. MERY
MONICA (1410015311002)
2. FERNANDITO
PUTRA D (1410015311016)
3. FIKRI
AULIA (14100153110 )
4. M
FAISAL ARIF (1410015311)
5. DICKY
FERDIAN (1410015311)
6. TAUFIK
HIDAYAT (1410015311014)
7. INDIRA
PRAYUDITA (1410015311)
8. BAGAS
GIAR PRATAMA (1410015311)
9. RICKY
TAWEMA M (1410015311)
10. ILHAM
MULYAWAN (1410015311)
11. RARA
AYU RKD (1410015311)
12. OKTI
PRATIWI S (1410015311001)
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN
PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (PPM)”.
Penulisan makalah merupakan salah satu tugas
yang diberikan dalam mata kuliah Aspek Sosisial dalam Perencanaan Universitas
Bung hatta.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa
masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat
akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Ibu Lasti Yossi Hastini, S.T yang sudah
memberikan tugas dan petunjuk kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan
imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat
menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Padang , 08 April 2015
Tim Penulis,
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR
ISI.................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat
Penulisan................................................................................ 2
1.4 Metode
Penulisan.................................................................................................... 2
1.5 Sistematika Penulisan.............................................................................................. 3
BAB
II PEMBAHASAN................................................................................................. 4
2.1 Pengertian PPM
2.2
Tujuan PPM
2.3 Fungsi
PPM
2.4 Prinsip-prinsip
dalam PPM
2.5 Perspektif PPM
2.6 Model
2.7 Bias PPM
BAB
III PENUTUP......................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pengorganisasian dan
pengembangan masyarakat (PPM) atau community organization or comunity
development (COCD) merupakan perencanaan, pengorganisasian, atau
proyek dan atau pengembangan berbagai aktivitas pembuatan program atau proyek
kemasyarakatan yang tujuan utamanya meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan
sosial masyarakat.Sebagai suatu kegiatan kolektif, PPM melibatkan
beberapa aktor, seperti pekerja sosial, masyarakat setempat, lembaga donor,
serta instansi terkait yang saling bekerja sama mulai dari perancangan,
pelaksanaan, samapai evaluasi terhadap program atau proyek tersebut.
PPM sangat memperhatikan
keterpaduan antara sistem klien dengan lingkungannya.Sistem klien bisa
bervariasi, mulai dari individu, keluarga, RT, tempat kerja, rumah sakit
dll.Dalam PPM, pekerja sosial menempatkan masayarakat sebagai sistem klien dan
sistem lingkungan sekaligus.Karenanya pengetahuan dan ketrampilan yang harus
dikuasai oleh pekerja sosial yang akan terlibat dalam PPM meliputi pengetahuan
tentang masyarakat, organisasi sosial, perkembangan, perilaku manusia, dinamika
kelompok, program sosial dan pemasaran sosial.
1.2 Rumusan
masalah
1. Apa yang
dimaksud dengan pengorganisasian dan pengembangan masyarakat?
2. Apa tujuan dari
PPM?
3. Apa fungsi dari
PPM?
4. Prinsip apa
saja yang ada dalam PPM?
5. Perspektif apa
saja yang ada dalam PPM?
6. Model apa saja
yang ada dalam PPM?
7. Bias apa saja
yang ada dalam PPM?
1.3 Tujuan
dan manfaat penulisan
Tujuan dan manfaat
penulisan ini ialah untuk memenuhi tugas matakuliah Aspek Sosial dalam
Perencanaan dan untuk memahami lebih dalam apa yang dimaksud dengan
pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (PPM) atau community organization
or community development (COCD).
1.4 Metode Penulisan
Penulis memakai metode
studi literatur dan kepustakaan dalam penulisan makalah ini. Referensi makalah
ini bersumber tidak hanya dari buku, tetapi juga dari media media lain seperti,
web, blog, dan perangkat media massa yang diambil dari internet.
1.5
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Makalah ini adalah :
BAB
I PENDAHULUAN
Berisikan tentang latar belakang,
tujuan dan manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB
II ISI
Berisikan mengenai pembahasan tentang Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat (PPM)
yaitu pengertian PPM, tujuan dan fungsi PPM, Perspektif yang ada dalam PPM, Model yang ada dalam PPM
dan Bias yang ada dalam PPM.
BAB
III PENUTUP
Berisikan
tentang kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengorganisasian dan
Pengembangan Masyarakat (PPM)
Community Organization
adalah suatu proses untuk memelihara keseimbangan antara kebutuhan-kebutuhan
sosial dengan sumber-sumber kesejahteraan sosial dari suatu masyarakat tertentu
atau suatu bidang kegiatan tertentu (Arthur Dunham, 1958).
Community Work adalah suatu
proses membantu masyarakat untuk memperbaiki masyarakatnya melalui kegiatan
yang dilakukan secara bersama-sama (Alan Twevetrees, 1993).
Masyarakat dalam konteks
pengembangan dan pengorganisasian, diartikan sebagai sebuah ‘tempat bersama’
yakni sebuah wilayah geografi yang sama (Mayo, 1998), misalnya RT,RW,kampung di
pedesaan, perumahan di perkotaan.
Menurut Murray G. Ross, PPM
adalah suatu proses ketika suatu masayarakat berusaha menentukan
kebutuhan-kebutuhan atau tujuan-tujuannya, mengatur atau menyusun,
mengembangkan kepercayaan dan hasrat untuk memenuhinya, menentukan
sumber-sumber (dari dalam ataupun dari luar masyarakat), mengambil tindakan yang
diperlukan sehubungan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhannya ini, dan dalam
pelaksanaan keseluruhannya, memperluas dan mengembangkan sikap-sikap dan
prakti-praktik kooperatif dan kolaboratif di dalam masyarakat.
Definisi tersebut
mengandung unsur-unsur yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.
Yang dimaksud istilah ”proses” adalah
serentetan tindakan mulai dari penentuan masalah atau tujuan sampai pada
pemecahan masalah atau tercapainya tujuan di dalam masyarakat.Berbagai proses
dapat ditemukan dalam penanggulangan masalah-masalah kemasyarakatan.Dalam
kaitan ini proses dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat agarb
berfungsi sebagai satu kesatuan yang terintegrasi.Kemampuan ini tumbuh dan
berkembang secara bertahap sebagi akibat upaya yang dilakukan masyarakat dalam
menanggulangi masalah-masalahnya.
b.
Istilah “masyarakat” menunjukkan dua macam
pengelompokkan orang, yaitu:
Keseluruahan
orang yang tinggal di suatu daerah geografis, misalnya: desa, kota, propinsi,
negara atau dunia.pada umumnya PPM dilaksanakan di daerah geografis yang
sempit, tetapi juga dapat diterapkan untuk daerah-daerah yang lebih luas.
Kelompok
orang yang memiliki minat-minat atau fungsi yang sama, misalnya di bidang:
kesehatan, kesejahteraan, pendidikan, lingkungan dll.
c.
Proses “ menetukan kebutuhan-kebutuhan dan
tujuan-tujuan” berarti, cara yang dilakukan warga masyarakat untuk menentukan
dan memusatkan perhatian pada masalah yang menganggu mereka serta menentukan
tujuan-tujuan yang akan dicapai.Namun, dalam hal ini tidak seluruh warga
masyarakat dapat dilibatkan dalam penentuan kebutuhan-kebutuhan dan
tujuan-tujuan.
d.
Menyusun atau mengatur kebutuhan-kebutuhan
dan tujuan-tujuan berarti, perlunya usaha untuk menentukan prioritas.Diantara
berbagai jenis masalah dan tujuan, beberapa diantaranya berhubungan langsung
dengan apa yang dirasakan, diyakini, dan ditanggapi oleh sebagian besar warga
masyarakat.Hal-hal seperti inilah yang perlu dijadikan perhatian utama.Pada
tahap ini petugas profesional dapat memberikan sumbangannya yang besar untuk
proses pengungkapan keinginan atau kebutuhan masyarakat.
e.
Penemuan sumber-sumber (dari dalam atau dari
luar masyarakat), mencakup upaya menemukan peralatan-peralatan, orang-orang,
tehnik-tehnik, bahan-bahan dan sebagainya yang diperlukan untuk melaksanakan
tindakan-tindakan yang diperlukan.
f.
Mengambil tindakan-tindakan yaitu
melakukan rangkaian kegiatan yang telah disebutkan sebelumnya.Proses ini harus
mengarah pada tercapainya suatu hasil, meski hanya sebagian saja dari
keseluruhan hasil yang diingankan.
g.
Memperluas dan mengembangkan sikap-sikap dan
praktik-praktik kooperatif dan kolaboratif di dalam masyarakat.Ini berarti:
-
Pada saat proses berlangsung dan mengalami
kemajua, warga masyarakat akan memulai memahami, menerima, dan saling
bekerjasama.
-
Pada saat berlangsungnya proses
penentuan dan penanggulangan masalah bersama, kelompok-kelompok bersama para
pemimpinnya akan berusaha saling bekerjasama dalam kegiatan bersama, dan akan
mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam penanggulangan kesulitan-kesulitan
dan konflik yang dihadapi masyarakat.
2.2 Tujuan Pengorganisasian dan
Pengembangan Masyarakat
Tujuan utama metode COCD
adalah untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui pendayagunaan
sumber-sumber yang ada pada mereka serta menekankan pada prinsip partisipasi
sosial.
2.3 Fungsi
Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat
a. Untuk memperoleh data dan fakta sebagai dasar untuk
menyusun perencanaan dan melakukan tindakan yang sehat.
b. Memulai mengembangkan dan merubah program dan usaha-uasha
kesejahteraan untuk memperoleh penyesuaian yang lebih baik antara sumber-sumber
dan kebutuhan
c. Meningkatkan standar pekerjaan sosial
untuk meningkatkan efektifitas kerja dari lembaga-lembaga.
d. Meningkatkan dan memberikan fasilitas interelasi dan
meningkatkan koordinasi antara organisasi, kelompok dan individu-individu yang
terlibat dalam program dan usaha kesejahteraan social.
e. Mengembangkan
pengertian umum dari masalah, kebutuhan dan metode pekerjaan sosial
f. Mengembangkan
dukungan dan paertisipasi masyarakat dalam aktifitas kesejahteraan sosial
2.4 Prinsip-prinsip
dalam Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat
a. Keseimbangan
Mencari
keseimbangan antara kebutuhan dengan sumber yang ada di masyarakat
b. Individualisasi
Masyarakat
yg satu berbeda dgn masyarakat yg lainnya
c. Penerimaan
Masyarakat
harus dipandang dan diterima sebagai mana adanya, yang selanjutnya dapat
digunakan sebagai langkah awal untuk mulai kegiatan/program
d. Partisipasi
Semua
unsur masyarakat harus dilibatkan sehingga berperan aktif di dalam kegiatan
2.5 Perspektif Pengorganisasian
dan Pengembangan Masyarakat (PPM)
Secara teoritis, PPM bisa
dikatakan sebagai sebuah pendekatan pekerjaan sosial yang dikembangkan dari dua
perspektif yang berlawanan, yakni aliran kiri (sosialis-Marxis) dan kanan
(kapitalis-demokratis) dalam spektrum politik.Dewasa ini, terutama dalam
konteks menguatnya sistem ekonomi pasar bebas dan swastanisasi dan keterlibatan
informal dalam mendukung strategi penanganan dan kemiskinan dan penindasan,
maupun dalam hal memfasilitasi partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.
Twelvetress membagi
perspektif teoritis PPM kedalam dua bingkai, yakni pendekatan profesional dan
pendekatan radikal.Pendekatan profesional menunjukupaya untuk meningkatkan
kemandirian dan memperbaiki sistem pemberian pelayanan dalam kerangka
relasi-relasi social.
Sementara berpijak pada
teori Marxis, feminisme, dan analisis anti-rasis, pendekatan radikal lebih
terfokus pada upaya pemberdayaan kelompok-kelompok lemah, mencari sebab-sebab
kelemahan mereka ,serta menganalisis sumber-sumber \ ketertindasannya.Sebagaimana
diungkapkan oleh Payne,“This the type of approach which supports minority
ethnic communities, for example, in drawing attention to inequalities in service
provision and power which lie behind severe deprivation”.Pendekatan
profesional dapat diberi label sebagai yang bermatra tradisional, netral dan
teknikal.Sedangkan pendekatan radikal diberi label sebagai pendekatan yanng
bermatra transformasional.
Dua
perspektif Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat
Pendekatan
|
Perspektif
|
Tujuan/asumsi
|
Profesional (tradisional, netral, teknikal)
|
· Perawatan
masyarakat
· Pengorganisasian
masyarakat
· Pembangunan
masyarakat
|
Meningkatkan inisiatif dan kemandirian
masyarakat.
Memperbaiki pemberian pelayanan sosial
dalam kerangka relasi sosial yang ada.
|
Radikal (transformasional)
|
· Aksi
masyarakat berdasarkan kelas
· Aksi
masyarakat berdasarkan jender
· Aksi
masyarakat berdasarkan ras
|
· Meningkatkan
kesadaran dan inisiatif masyarakat.
Memberdayakan masyarakat guna mencari akar
penyebab ketertindasan dan diskriminasi.
Mengembangkan strategi dan membangun kerjasama
dalam melakukan perubahan sosial sebagai bagian dari upaya mengubah relasi
sosial yang menindas, deskriminatif, dan eksporatif.
|
2.6 Model Pengorganisasian dan
Pengembangan Masyarakat
Jack
Rothman (1995: 27-34), dalam sebuah tulisannya yang berjudul “Approaches
to community intervention”, mengembangkan tiga model yang berguna dalam
memahami konsep tentang PPM:
1. Pengembangan
masyarakat lokal (PML)
2. Perencanaan
sosial (PS)
3. Aksi
sosial (AS)
Paradigma ini merupakan
format ideal yang dikembangkan terutama untuk tujuan analisis dan konseptualisasi.Dalam
praktiknya, ketiga model tersebut saling bersentuhan satu dengan yang
lainnya.Setiap komponennnya bisa digunakan secara kombinasi dan stimultan
sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang ada.
1. Model Pengembangan Masyarakat Lokal
(PML)
Model PML memberikan
perubahan dalam masyarakat dapat dilakukan secara optimal apabila melibatkan
partisipasi aktifyang luas di semua spektrum masyarakat tingkat lokal, baik
dalam tahap penetuan perubahan.PML adalah proses yang dirancang untuk
mendapatkan kondisi sosial ekonomi yang lebih maju dan sehat bagi seluruh
masyarakat melalui partisipasi aktif mereka serta berdasarkan kepercayaan yang
penuh terhadap prakarsa mereka sendiri.Strategi dasar yang digunakan untuk
memecahkan permasalahan ini adalah usahan penciptaan dan pengembangan
partisipasi yang lebih luas dari seluruh warga masyarakat.Tema-tema pokok dalam
model PML mencakup penggunaan prosedur demokrasi dan kerjasama atas dasar
kesukarelaan, keswadayaan, pengembangan, kepemiminan setempat, dan tujuan yang
bersifat pendidikan.PML pada dasarnya merupakan proses interaksi antara anggota
masyarakatsetempat yang difasilitasi oleh pekerja sosial.Pekerja sosial
membantu meningkatkan kesadaran dan mengembangkan kemampuan mereka dalam
mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan.
2. Model Perencanaan Sosial (PS)
Model ini menekan ka proses
pemecahan masalah secara teknis terhadap masalah sosial substantif , seperti:
kemiskinan, pengangguran, kenakalan remaja, kebodohan dll.
Selain itu, model PS ini mengungkap pentingnya
menggunakan cara perencanaan yang matang dan perubahan yang terkendali yakni
untuk mencapai tujuan akhir secara sadar dan rasional dan dalam pelaksanaannya
dilakukan pengawasan-pengawasan yang ketat untuk melihat perubahan-perubahan
yang terjadi.
Strategi dasar yang
digunakan untuk memecahkan permasalahan adalah denagn mengumpulkan atau
menungkapkan fakta dan data mengenai suatu permasalahan.Kemudian, mengambil
tindakan yang rasional dan mempunyai kemungkinan-kemungkin yang dapat
dilaksanakan.
Berbeda dengan PML, PS
lebih berorientasi pada “tujuan tugas”.Sistem klien PML umumnya
kelompok-kelompok yang kurang beruntung.
3. Model Aksi Sosial (AS)
Model AS ini menekankan betapa gentingnya
penanganan secara terorganisasi, terarah, dan sistematis terhadap kelompok yang
tidak beruntung.Juga meningkatkan kebutuhan yang memadai bagi masyarakat yang
lebih luas dalam rangka meningkatkan sumber atau perlakuan yang lebih sesuai
dengan keadilan sosial dan nilai-nilai demokratisasi.
Tujuan yang ingin dicapai adalah mengubah
sistem atau kebijakan pemerintah secara langsung dalam rangaka menanggulangi
masalah yang mereka hadapi sendiri.Dalam kaitan ini, Suharto (1996) menjelaskan
tujuan dan sasaran utama AS adalah perubahan-perubahan fundamental dalam
kelembagaan pada stuktur masyarakat melaui proses pendistribusian kekuasaan (distribution
of resourches) dan pengambilan keputusan (distribution of decisison
making).
2.7 Bias
Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat
Pelaksanaan PPM sebaiknya
didasari oleh masalah dan kebutuhan sesuia dengan karakteristik geografis,
idiografi , potensi, teknologi, dan sumberdaya lokal serta pelibatan aktif
masyarakat secara integral.Namun, dalam realitasnya PPM seringkali terjebak
oleh bias, miskonsepsi, atau kesalahan pemikiran.PPM perlu menghindari bias
ini.
Robert Chambers sebagaimana
dikutip oleh Suharto (1996 :4) mengemukakan lima bias yang sering terjadi dalam
pelaksanaan PPM, terutama dipedesaan: spatial bias, project bias, person bias,
dry season bias,dan profesional bias.
1.
Spatial Bias
PPM seringkali hanya
dilaksanakan di lokasi-lokasi yang mudah dijangkau sarana transportasi seperti
di daerah pinggiran kota, pinggir jalan raya, atau lokasi-lokasi yang dekat
dengan kantor pemerintahan.
2.
Project Bias
Kebanyakan PPM dilakukan
pada masyarakat yang telah menerima proyek sebelumnya, karena dipandang telah
mampu dan berhasil menjalankan proyek.
3.
Person Bias
Kelompok elite dalam
masyarakat, tokoh masyarakat, kaum lelaki, para penerima, dan pengguna inovasi
serta orang-orang yang aktif dalam kegiatan pembangunan adalah mereka yang
kerap menerima program dan berkah pembangunan.Sementara kelompok masyarakat
kelas bawah yang kurang memiliki akses terhadap jaringan sumber-sumber yang
ada.
4.
Dry Sesion Bias
Kesulitan dan masalah yang
dihadapi masyarakat umumnya mencapai puncaknya pada musim hujan.Kegagalan
panen, banjir, kelaparan, masalah kesehatan diri dan terjadi pada musim sulit.
5.
Profesional Bias
Bias ini timbul terutama
oleh konsepsi yang memandang bahwa kelompok masyarakat kurang beruntung sebagai
kelompok lemah, memiliki pengetahuan rendah, pasif, malas, fatalis, serta
ciri-ciri lain budaya kemiskinan (culture of proverty).Sementara itu para ahli,
penguasa, dan pengusaha adalah raja yang memegang hegemoni dan kendali
pembanguan.
6.
Physical Bias
Umumnya masyarakat hanya mengenal dan
mengakui program atau proyek yang bersifat fisik, seperti pembangunan, gedung,
jembatan, dll.
7.
Financial Bias
Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh suatu
departemen kerapkali dipandang sebagai bukti keberhasilan suatu
progam.Fiunancial Bias disebabkan oleh kesalahan pemikiran yang membaurkan
prinsip efisiensi vis a vis prinsip efektivitas sebagai tolak
ukur keberhasilan proyek.
8.
Indicator Bias
Bias ini terutama berkaitan dengan
aspek uncountability pada program yang berorientasi
sosial.Dampak keberhasilan program sulit diukur secara langsung dan
kuantitatif, serta banyaknya eksternal variabel yang terkontaminasi kedalammainstream proyek.
BAB
III
KESIMPULAN
Pengorganisasian dan
pengembangan masyarakat (PPM) atau community organization or comunity
development (COCD) merupakan perencanaan, pengorganisasian, atau
proyek dan atau pengembangan berbagai aktivitas pembuatan program atau proyek
kemasyarakatan yang tujuan utamanya meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan
sosial masyarakat.Sebagai suatu kegiatan kolektif, PPM melibatkan
beberapa aktor, seperti pekerja sosial, masyarakat setempat, lembaga donor, serta
instansi terkait yang saling bekerja sama mulai dari perancangan, pelaksanaan,
samapai evaluasi terhadap program atau proyek tersebut.
Untuk memperoleh data dan
fakta sebagai dasar untuk menyusun perencanaan dan melakukan tindakan yang
sehat. Memulai mengembangkan dan merubah program dan usaha-uasha kesejahteraan
untuk memperoleh penyesuaian yang lebih baik antara sumber-sumber dan kebutuhan.
Meningkatkan standar pekerjaan sosial untuk meningkatkan efektifitas kerja dari
lembaga-lembaga.
Meningkatkan
dan memberikan fasilitas interelasi dan meningkatkan koordinasi antara
organisasi, kelompok dan individu-individu yang terlibat dalam program dan
usaha kesejahteraan sosial. Mengembangkan pengertian umum dari masalah,
kebutuhan dan metode pekerjaan social. Mengembangkan dukungan dan paertisipasi
masyarakat dalam aktifitas kesejahteraan social
Prinsip-prinsip
dalam Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat yaitu:
Keseimbangan, Individualisasi, Penerimaan, Partisipasi.
Dan tiga model yang berguna dalam memahami konsep tentang PPM yaitu : Pengembangan
masyarakat lokal (PML), Perencanaan sosial (PS), Aksi sosial (AS).
DAFTAR PUSTAKA
Hurairah, Abu.2008.Pengorganisasian dan
Pengembangan Masyarakat;Model dan Strategi Pembangunan Berbasis Kerakyatan.Bandung:
Humaniora
Suharto, Edi.1996.Pengembangan dan
Pengorganisasian Masyarakat.Makalah ini disampaikan pada Pemebekalan
Mahasiswa Peserta KKN-Subang,STKS Bandung,30 oktober 1996.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar